Menjelaskan konsep penyesuaian diri
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56).
Penyesuaian
diri dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Anda
sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda (Calhoun dan Acocella dalam
Sobur, 2003:526).
Penyesuaian
dapat dideskripsikan dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa memperoleh
kesejahteraan jasmani dan rohani. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip, dan
juga memiliki kemampuan untuk membuat rencana, sehingga bisa mengatasi segala
macam kesulitan secara efisien.
Aspek-aspek penyesuaian
diri :
1. Kematangan
emosional
2. Kematangan
intelektual
3. Kematangan
sosial
4. Tanggung
jawab
Bentuk-bentuk
penyesuaian diri :
a.
Adaptive : penyesuaian diri terhadap
lingkungan atau biasa disebut adaptasi.
b.
Adjustive : penyesuaian diri terhadap
lingkungan yang memiliki aturan atau norma.
Faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri adalah faktor psikologis dan faktor fisiologis.
Permasalahan-permasalahan
penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis
keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja
yang hidup didalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi. Tampak
padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyindir, disamping
kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta
lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang
wajar. Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat ego sentrismenya dalam
hubungan pribadinya berkembang etika pribadi mereka, berkenaan dengan
pengetahuan dan penghayatan tentang apa yang baik dan yang jahat. Ada dua aspek
yang menjadi perhatian utama para remaja, yaitu nNilai-nilai keadilan dan
kesejahtaraan. Pada wanita dan pria walaupun tidak terlalu ekstrim ada sedikit
perbedaan mengenai nilai-nilai tersebut. Kecendrungan pria lebih peduli
terhadap nilai-nilai keadilan dan kejujuran, sedangkan wanita terhadap
nilai-nilai kesejahteraan, baik dalam lingkup keluarga, hubungan sebaya maupun
masyarakat.
b. Menjelaskan beberapa
konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
- Penekanan pertumbuhan,
penyesuain diri dan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah)
yang herediter dalam
bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Secara umum konsep
perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan
prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat
secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada
diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan
menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
- Variasi dalam
pertumbuhan
Tidak selamanya
individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada
rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau
mungkin diluar dirinya.
- Kondisi-kondisi untuk
bertumbuh
Kondisi jasmaniah
seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat
dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat
kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen
(Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya
lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam
aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi
primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar,
dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot
dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan
penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah
yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
- Fenomenologi
pertumbuhan
Fenomenologi memandang
manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara
subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam
pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer,
1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang
boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik. Carl Rogers
menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan
sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33):
Sumber : Kartini
Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-penyesuaian-diri.html#.UZSZbdj2Rbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar