Konsep
Sehat
Konsep Sehat menurut saya ialah cara atau bagaimana
kita dapat bebas melakukan segala aktivitas yang kita inginkan, istilah sehat
dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat
bekerja secara normal. Sehat itu adalah sebuah keadaan normal yang sesuai
dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis
kelamin dan komunitas masyarakat. Sehat juga adalah perwujudan individu yang
diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).
Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
struktural. Lalu suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis
penyakit, baik fisik, mental, dan sosial juga dapat dikatakan sebagai keadaan
sehat. Adapula definisi sehat menurut WHO.
>Definisi WHO tentang sehat mempunyui
karakteristik berikut yang dapat meningkatkankonsep sehat yang positif (Edelman
dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu
dalam hidup.
Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam
kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen,
yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau
jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang
dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap
sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam
agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu
berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan
ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila
seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara
finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi
siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan
kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
Dimensi Sehat :
Sehat ditinjau dari beberapa dimensi, antara lain :
1) Kesehatan
jasmani
2) Kesehatan
mental
3) Kesehatan
sosial
4) Kesehatan
spiritual
5) Kesehatan
sosietal
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental
adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Sama seperti ilmu
pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental memiliki objek khusus untuk
diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Manusia dalam ilmu ini diteliti
dari titik tolak keadaan atau kondisi mentalnya. Analisis terhadap berbagai
cara mendefinisikan ilmu kesehatan mental menunjukkan bahwa ilmu tersebut
pertama-tama berbicara mengenai pemakaian dan penerapan seperangkap prinsip
kesehatan yang bertujuan untuk mencegah ketidakmampuan menyesuaikan diri serta
meningkatkan kesehatan mental. Secara etimologis, kata “mental” berasal dari
kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di
dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu
kesehatan. Ada bukti dibatasi oleh untuk menilai keberadaan atau sifat gangguan
mental sebelum catatan tertulis. psikologi evolusi menunjukkan bahwa beberapa
disposisi genetik yang mendasari, mekanisme psikologis dan tuntutan sosial yang
hadir, meskipun beberapa gangguan mungkin telah berkembang dari suatu
ketidaksesuaian antara lingkungan leluhur dan kondisi modern.Beberapa kelainan
perilaku istimewa telah ditemukan pada kera besar non-manusia.
Ada bukti dari zaman Neolitik dari praktek
trepanation (memotong lubang besar ke dalam tengkorak), mungkin sebagai upaya
untuk menyembuhkan penyakit yang mungkin telah memasukkan gangguan mental.
1. Mesir dan Mesopotamia
catatan Limited dalam dokumen Mesir kuno yang
dikenal sebagai papirus Ebers muncul untuk menggambarkan kondisi gangguan
konsentrasi dan perhatian, dan gangguan emosi di hati atau pikiran. Beberapa
ini telah ditafsirkan sebagai menunjukkan apa yang kemudian akan disebut histeria
dan melankolis. perawatan somatik biasanya termasuk menerapkan cairan tubuh
saat membaca mantra magis. Halusinogen mungkin telah digunakan sebagai bagian
dari ritual penyembuhan. candi agama mungkin telah digunakan sebagai terapi
retret, mungkin untuk induksi negara reseptif untuk memudahkan tidur dan
menafsirkan mimpi
2. India
Kuno suci Hindu dikenal sebagai Ramayana dan
Mahabharata berisi uraian fiksi negara depresi dan kecemasan. gangguan mental
pada umumnya dianggap mencerminkan entitas metafisik abstrak, agen
supranatural, ilmu sihir atau ilmu sihir. Sebuah karya yang dikenal sebagai
Samhita Charaka dari sekitar tahun 600 SM, bagian dari Ayurveda Hindu
(“pengetahuan tentang kehidupan”), melihat sakit sebagai akibat dari
ketidakseimbangan antara tiga jenis cairan tubuh atau kekuatan yang disebut
(Dosha).tipe kepribadian yang berbeda juga dijelaskan, dengan kecenderungan
yang berbeda untuk kekhawatiran atau kesulitan.Disarankan menyebabkan termasuk
diet yang tidak pantas, tidak menghormati terhadap, guru dewa atau lainnya;
shock mental karena ketakutan yang berlebihan atau sukacita; dan aktivitas
tubuh yang salah. Perlakuan termasuk penggunaan bumbu dan salep, daya tarik dan
doa, persuasi moral atau emosional, dan mengejutkan orang.
3. China
Gangguan Jiwa dirawat terutama di bawah Pengobatan
Tradisional Cina dengan herbal, akupuntur atau “terapi emosional”. Canon Batin
Kaisar Kuning dijelaskan gejala, mekanisme dan terapi untuk penyakit mental,
yang menekankan hubungan antara organ-organ tubuh dan emosi. Kondisi tersebut
diperkirakan terdiri dari lima tahap atau elemen dan ketidakseimbangan antara
Yin dan Yang.
Konsep yang berbasis di teori humoral secara
bertahap memberi jalan untuk metafora dan terminologi dari mekanik dan lain
ilmu fisika berkembang. Kompleks skema baru dikembangkan untuk klasifikasi
gangguan mental, dipengaruhi oleh muncul sistem untuk klasifikasi biologis
organisme dan klasifikasi medis penyakit. Istilah “gila” (dari Inggris
Pertengahan berarti retak) dan gila (dari bahasa Latin yang berarti tidak sehat
insanus) datang berarti gangguan mental dalam periode ini. The “gila”, jangka
panjang digunakan untuk merujuk pada gangguan periodik atau epilepsi, kemudian
menjadi identik dengan kegilaan. ”Madness”, lama digunakan dalam bentuk akar setidaknya
sejak abad-abad awal Masehi, dan awalnya berarti cacat, sakit atau bodoh,
datang ke berarti kehilangan akal atau menahan diri. ”Psikosis”, dari bahasa
Yunani “prinsip hidup / animasi”, telah bervariasi penggunaan mengacu pada
suatu kondisi pikiran / jiwa. ”Gugup”, dari akar Indo-Eropa yang berarti angin
atau twist, otot berarti atau kekuatan, diadopsi oleh fisiologi untuk merujuk
kepada proses elektrokimia sinyal tubuh (sehingga disebut sistem saraf), dan
kemudian digunakan untuk merujuk kepada gangguan saraf dan neurosis.
”Obsession”, dari akar bahasa Latin yang berarti untuk duduk pada atau duduk
melawan, awalnya dimaksudkan untuk mengepung atau dimiliki oleh roh jahat,
datang berarti ide tetap yang bisa terurai pikiran.
Pendekatan
Kesehatan Mental
Seseorang dapat dikatankan mencapai taraf kesehatan
jiwa, jika ia dapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan, ia bisa menghargai orang lain dan dirinya sendiri, ada
3 teori dalam
kesehatan mental, yaitu :
a. Orientasi Klasik
Sehat secara mental artinya tidak ada masalah
ataupun keluhan mental, artinya seseorang dapat dikatakan dan dianggap sehat
juika orang tersebut tidak mempunyai kelakukan dan perasaan tertentu, seperti
rasa rendah diri, rasa lelah, cemas, ketegangan, dll yang dapat menimbulkan
perasaan sakit atau tidak sehat yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Kelemahan
dari Orientasi ini adalah :
- Simptom-simptom bisa terdapat juga pada individu
normal
- Rasa tidak nyaman dan konflik bisa membuat
individu berkembang dan memperbaiki diri.
- Sehat atau sakit tidak bisa didasarkan pada ada
atau tidaknya keluhan.
b. Orientasi Penyesuaian Diri
Ukuran sehat secara mental didasarkan juga pada
hubungan antara individu dengan lingkungannya. Orang yang sehat secara
psikologis adalah orang yang mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
orang lain serta lingkungan sekitarnya. Penentuan derajat kesehatan mental
bukan hanya dilihat berdasarkan jiwanya tetapi juga dengan proses perkembangan
dalam lingkungannya. Normal dalam Orientasi ini :
a) Normal secara statistik; yaitu apa adanya.
b) Normal secara normatif : individu bertingkah laku
sesuai budaya setempat.
c. Orientasi Perkembangan Potensi
Keharmonisan antara pikiran dan perasaan dapat membuat
tindakan seseorang tampak matang dan wajar, dalam mencapai beberapa taraf
kesehatan jiwa, jika seseorang dapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, bisa menghargai dirinya sendiri dan bisa dihargai
oleh orang lain. Kesehatan mental : pengetahuan dan perbuatan yang tujuannya
untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada
semaksimal mungkin sehingga membawa pada kebahagian diri dan orang lain serta
terhindar dari gangguan penyakit jiwa. Tokohnya diantaranya : Allport, Maslow, dan
Roger Fromm.
Kriteria mental sehat dalam orientasi ini :
1. Punya pedoman normatif pribadi ( bisa memilih apa
yang baik dan menolak yang buruk)
2. Menunjukan otonomi independen , mawas diri dalam
mencari nilai-nilai pedoman.
Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa,
bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang
lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang
menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah
akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang
sangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya
perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran
tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan
perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar.Sehingga
dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah
mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau
menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa. Menjaga hubungan sosial akan
dapat mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya
tujuan-tujuan perseorangan sekaligus. Kita tidak dapat menganggap bahwa
kesehatan mental hanyasekedar usaha untuk mencapai kebahagiaan masyarakat,
karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan menimbulkan kebahagiaan dan
kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika kita masukkan dalam
pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh aspek individu, dengan
sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan sosial.
Referensi :
http://afand.abatasa.com/post/detail/2456/
http://id.pdfsb.com/jurnal+konsep+sehat+sakit+secara+umum
http://id.pdfsb.com/readonline/5946524265417831566e31304158356a56413d3d-6
http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar